Revolusi Risiko Operasional Dimulai! PT. Solmit Bangun Indonesia Latih Bank Syariah Jadi Benteng Digital Tangguh

  • Home
  • /
  • Revolusi Risiko Operasional Dimulai! PT. Solmit Bangun Indonesia Latih Bank Syariah Jadi Benteng Digital Tangguh

Editor: Ahmad Lukman Nugraha, Suryani Lestari, Neng Cika Febrianti

Jakarta – PT. Solmit Bangun Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong tata kelola risiko dan transformasi digital di sektor keuangan, khususnya perbankan syariah. Lewat pelatihan bertajuk "Strategi Meningkatkan Kualitas Implementasi Operational Risk Self-Assessment (ORSA) untuk Memperkuat GRC dan Resiliensi Digital Perbankan", Solmit menghadirkan pendekatan sistematis untuk menjawab kebutuhan industri akan manajemen risiko yang adaptif, akuntabel, dan berorientasi masa depan.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yakni pada 20–21 Mei 2025, dan berlokasi di Hotel Grand Syahid, Jakarta. Pelatihan ini dihadiri oleh peserta dari Bank Aceh Syariah dan Bank Riau Kepri Syariah, yang secara aktif mengikuti rangkaian materi dan diskusi yang difasilitasi langsung oleh Dr. Abdurrahman, MT selaku Direktur Utama PT. Solmit Bangun Indonesia.

Menjawab Kebutuhan Strategis Dunia Perbankan

Di tengah akselerasi digitalisasi, lembaga perbankan dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks, tidak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga regulasi, keamanan, dan tata kelola risiko. ORSA, sebagai bagian dari manajemen risiko operasional menduduki posisi penting dalam menciptakan sistem yang tangguh dan mampu beradaptasi terhadap perubahan.

“Transformasi digital hanya akan memberikan manfaat berkelanjutan jika dibarengi dengan penguatan sistem pengelolaan risiko yang holistik. ORSA adalah fondasinya,” ujar Dr. Abdurrahman dalam pembukaan pelatihan.

Pelatihan ini dirancang tak hanya untuk memperkenalkan kerangka konseptual, tetapi juga menyajikan studi kasus aktual, teknik implementasi, serta roadmap peningkatan kualitas ORSA secara terukur. Ini selaras dengan kebutuhan institusi keuangan untuk terus berinovasi tanpa mengorbankan aspek tata kelola dan kontrol risiko.

Materi Pelatihan: Dari Teori ke Aksi Nyata

Selama dua hari pelatihan, peserta mendapatkan materi komprehensif yang mencakup:

  • Konsep dan urgensi ORSA dalam kerangka GRC (Governance, Risk Management, Compliance).
  • Strategi penyusunan risk catalogue untuk pemetaan risiko unit kerja.
  • Penerapan Risk Control Self-Assessment (RCSA) dan analisis Loss Event Database (LED).
  • Pemanfaatan Key Risk Indicators (KRI) untuk deteksi dini risiko kritikal.
  • Integrasi ORSA dalam transformasi digital dan upaya membangun ketahanan terhadap risiko siber.

Dengan pendekatan yang menggabungkan metode klasikal, diskusi kelompok, serta eksplorasi permasalahan riil di lapangan, pelatihan ini sukses menghadirkan suasana pembelajaran yang aktif, kolaboratif, dan kontekstual.

“Kami tidak hanya menyampaikan teori, tapi mengajak peserta menyelami tantangan nyata yang mereka hadapi di institusinya masing-masing,” jelas Dr. Abdurrahman, yang juga merupakan lulusan doktor dari ITB dan UIN Sunan Gunung Djati serta pemegang lebih dari 20 sertifikasi internasional di bidang GRC, PMO, dan transformasi digital.

Partisipasi Aktif dan Antusiasme Tinggi

Pelatihan ini tak hanya menjadi ajang transfer pengetahuan, tetapi juga forum pertukaran pengalaman antarbank. Para peserta aktif berdiskusi, berbagi tantangan implementasi ORSA, hingga mengusulkan strategi pemetaan risiko sesuai konteks unit kerja masing-masing.

Dari evaluasi yang dilakukan di akhir sesi, mayoritas peserta menyatakan mendapatkan pemahaman baru yang sangat aplikatif dan relevan dengan pekerjaan mereka sehari-hari. Beberapa bahkan menyebutkan bahwa pelatihan ini membuka perspektif baru dalam cara mereka memandang risiko, bukan hanya sebagai kewajiban kepatuhan, tetapi sebagai strategi kunci dalam mendukung inovasi yang berkelanjutan.

Langkah Nyata: Rencana Tindak Lanjut (RKTL)

Salah satu hal yang membedakan pelatihan ini adalah adanya penyusunan Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL), yang memastikan pengetahuan yang diperoleh tidak berhenti di ruang pelatihan saja.

Berikut adalah beberapa butir RKTL yang dihasilkan:

  1. Penyusunan Risk Catalogue Terintegrasi; Bank peserta akan menyusun daftar risiko secara terstruktur untuk memudahkan pemetaan dan pelaporan risiko di tiap unit kerja.
  2. Revisi KRI Berdasarkan Tren Digitalisasi; Penyesuaian parameter KRI secara berkala untuk memastikan kesesuaiannya dengan kondisi terkini, termasuk dinamika layanan digital dan potensi ancaman siber.
  3. Stress Test dan Audit Teknologi Informasi; Pelaksanaan simulasi gangguan sistem dan audit TI untuk mengukur ketahanan infrastruktur digital, sekaligus mengantisipasi skenario risiko ekstrem.
  4. Reformulasi Kebijakan ORSA dan Integrasi GRC; Peninjauan ulang kebijakan internal ORSA agar selaras dengan struktur organisasi dan regulasi terbaru, serta terintegrasi penuh dalam kerangka GRC bank.

Dengan RKTL ini, bank diharapkan tidak hanya meningkatkan dokumentasi risiko, tetapi juga mematangkan budaya risiko di seluruh lini organisasi.

Solmit sebagai Mitra Strategis GRC dan Transformasi Digital

Kegiatan ini sekaligus menjadi refleksi atas posisi PT. Solmit Bangun Indonesia sebagai mitra strategis dalam pengembangan kapasitas SDM, tata kelola organisasi, dan akselerasi transformasi digital di sektor keuangan.

Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di dunia konsultansi dan pelatihan, Solmit tidak sekadar menjadi penyedia materi, tetapi juga aktor pendamping perubahan yang mampu menjembatani teori dan praktik.

“Solmit bukan sekadar fasilitator. Kami adalah mitra jangka panjang bagi institusi yang ingin membangun ketangguhan organisasi berbasis risiko,” tegas Dr. Abdurrahman.

Solmit dikenal aktif memberikan layanan pelatihan dan konsultansi untuk berbagai institusi pemerintah, BUMN, perbankan, hingga sektor swasta nasional. Fokus utama mereka mencakup manajemen proyek, PMO, digitalisasi sistem informasi, serta tata kelola risiko dan kepatuhan yang berbasis standar global seperti ISO, COBIT, dan TOGAF.

PT Solmit Bangun Indonesia: Komitmen untuk Perbankan yang Lebih Tangguh

Dengan berakhirnya pelatihan ini, PT. Solmit Bangun Indonesia berharap peserta dapat menerapkan strategi dan pendekatan ORSA secara konkret di lingkungan kerja masing-masing. Lebih jauh, kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antarunit kerja, meningkatkan kesiapan menghadapi disrupsi digital, serta mendorong tata kelola bank yang akuntabel dan berorientasi jangka panjang.

Melalui kegiatan seperti ini, PT. Solmit Bangun Indonesia terus membuktikan dirinya sebagai garda depan dalam membentuk ekosistem keuangan yang tidak hanya modern, tetapi juga resilien, bertanggung jawab, dan berdaya saing tinggi.

Untuk informasi lebih lanjut tentang program pelatihan dan layanan konsultasi dari PT. Solmit Bangun Indonesia, kunjungi situs resmi di www.solmit.com atau hubungi tim marketing di info@solmit.com. Anda bisa langsung datang ke Surapati Core J1-J2, Jl. PHH Mustofa 39 Bandung, Indonesia.